Menjaga Nafas Panjang


Sebagai seorang berambisi tinggi tentunya sebuah kenikmatan jika mendapatkan suatu kepercayaan untuk menghandle sebuah project entah itu dalam bentuk organisasi, pekerjaan, tugas atau apapaun. Seakan-akan api semangat yang ada dalam diri ini membara sejadi-jadinya. Apalagi mendapatkan kepercayaan dikarenakan dianggap capable, kemampuan mumpuni dan dibutuhkan.

Kesempatan seperti ini rasanya sayang sekali untuk dilewatkan. Bagaimana tidak, dengan hal-hal seperti ini lah diri ini akan semakin terasah, ketajaman berpikir, bersiasat, keluwesan dan pengaturan waktu akan terjaga. Ibarat mesin sepeda motor yang lama sekali tidak pernah digunakan maka akan sulit ketika tiba-tiba membutuhkan motor tersebut atau bahkan mungkin saja rusak dan perlu dibawa ke bengkel. Tentu saja hal ini akan memakan cukup waktu.

Sama halnya dengan diri kita. Meskipun kita pernah bertempur (berjuang) dalam sebuah project yang besar dan sukses di masa lampau, kita tidak akan bisa mendapatkan kesuksesan yang sama jika tidak terus melatih kepekaan dan intuisi sebagai seorang decision maker, startegy maker dan leader. No, aku disini ngga bilang kalo aku leader yang baik. Not at all tho. Banyak sekali keurangan diri ini. Tapi yang aku tekankan untuk selalu menjahui comfort zone. Karena kita tidak tau sampai batas mana diri kita.

Mendapatkan sebuah "kerjaan" baru itu ibarat mendapatkan mainan baru. Asik dan semangat sekali ketika pertama kali mendapatkannya. Namun, rasa bosan akan menyusup sedikit demi sedikit. Ini lah bagian asyiknya. Ibarat lari marathon, kita harus pandai-pandai mengatur nafas agar bisa lari dengan sekuat tenaga. Bosan karena banyak faktor tapi utamanya adalah terlalu lama di sebuah tahapan, impactnya kurang terasa bagi diri sendiri, rutinitas yang itu-itu saja, kurang ada tantangan untuk ditaklukkan.

Nah, gimana menagatasinya? aku juga lagi belajar sih. Salah satunya memberikan jeda. Agar rasa penasaran itu tetap terjaga. well, ini kesalahan fatalku akhir-akhir ini sih. Terlalu memforsir dan memaksa untuk segera, segera dan segera tanpa jeda. Habis step ini terus itu terus lagi dan lagi. Aku lupa, bahwa manusia termasuk aku dan orang sekelilingku juga perlu jeda atau tempo yang nyaman.

Kembali ke niat dan membuat terobosan. Untuk apa aku memulai yang sedang aku kerjakan saat ini? dan apa impact yang akan aku dapet ketika hal itu tercapai. even dapet duit itu pun buat semangat juga kan? wkwkwk

Membuat terobosan. Yes, Exactly. Aku orang yang cenderung ga mau ketika mengerjakan sesuatu alakadarnya apalagi sesuatu yang aku minati. Ya kalo ngga minat seadanya juga sih tapi tetep memenuhi jobdesk yang aku dapat. sebisa mungkin. Biar ada pencapaian lah ketika kita yang megang. Buat apa? ya buat eksperimen lah bro. Kita masih muda, masih mahasiswa, masih belum sarjana lagi. saatnya menghabiskan jatah kesalahan kalo kata bob sadino hahaha.

Doakan ya aku bisa menyelesaikan sederetan amanah yang sudah aku embat (ambil) yaaaaaaa. Sungguh aku takut ketika tidak bisa menjalankan dengan baik. Tapi aku lebih takut ketika kesempatan berbuat baik atau menjadi baik itu hilang begitu saja. Lebih baik mencoba tapi gagal daripada ngga pernah mencoba sama sekali kan? :"

"Fokus zam. Kamu harus fokus."

Itulah kalimat yang sering aku dengar dari orang-orang yang (pernah) dekat denganku. I take too much. I agree with that. But i enjoy that burn out feeling hahahaha. Sorrynotsorry. wkwkwk. Canda :"

Iya kita tetep harus tau fokus saat ini kita apa. ini sulit. beneran. Kenapa? karena ketika mau melangkah menuju tujuan besar kita ternyata di tengah jalan banyak banget kesempatan-kesempatan yang menggiurkan namun tidak selaras dengan tujuan kita. Nah di sini seninya. Seni coba-coba alias trial and error hahaha. 

Aku penganut bahwa passion itu ditemukan setelah mencoba sekian banyak hal. Bukan yang udah kita state dari awal. Kalo kata Thirty Days of Lunch, kamu mencoba 9 hal baru nih dan ternyata dari 9 itu setelah kamu coba ulik-ulik lebih dalem kamu semakin tertarik dengan 3 hal dan semakin ogah dengan 6 lainnya. Nah, 3 hal yang semakin teratrik itu tadi "mungkin" adalah passion kamu.

Oh iya jangan lupa selaraskan passion kita dengan masa depan ya. Eh maksudnya gimana? jadi usahakan passion kita itu bermanfaat at least buat diri kita sendiri. Untuk kebaikan kita di masa depan.  Misal nih ya kalo di dunia informatika ada yang passion belajar pemorgraman bahasa "Cobol". Udah lah pokonya dia ahli banget dah sama jenis bahasa ini meskipun usia bahasa ini udah lebih dari 60 TAHUN dia tetep suka aja. Nah yang kaya gini ga sepenuhnya salah sih cuman kalo menurutku kurang mantap ajaa wkwkwk. Ya soalnya bahasa "Cobol" udah ga ada yang make. Paling kalopun ada yang make itu  dikit banget jumlahnya dan ngga berkermbang udahan.

Nah, mending coba explore di bidang data science, machine learning, deep learning karena hal- hal ini yang dibutuhin masa depan. Emang ga susah ya? Yeeee, kata siapa mudah, aku aja udah 3 bulan ini coba baca masih belum paham sih wkwkwk. Ya kan siapa tahu akan jatuh hati dengan hal-hal itu kan? hehehe

So, terus berkembang, terus belajar, masih banyak orang yang lebih pintar dari kita, masih banyak orang yang lebih berimpact dari pada kita. Mau jadi orang yang begitu-begitu aja di dunia ini? Tanpa improvement untuk menjadi pribadi yang lebih baik? Start kita sebagai manusia memang berbeda begitu juga garis finishnya dan itu di luar kuasa. Namun, untuk sebarapa jauh kita melangkah dari titik kita mulai adalah kita sendiri penentunya.

Selamat malam nisfu sya'ban

03.38
Aula Rumah Kepemimpinan Surabaya

Posting Komentar

Start typing and press Enter to search